Helo epribadih, saya kali ini sedikit agak ngocol, agak bosan bercerita dengan yang gaya yang resmi. Kali ini, anggaplah saya sedang bicara di sebuah forum besar, menjadi pembicara kondang yang disaksikan oleh tamu-tamu internasional yang penasaran dengan 3 dasar yang melekat di kota kelahiran saya, Kota Cianjur.
MC memanggil nama saya berulang kali untuk masuk podium, riuh gaduh audiens memancar di seluruh auditorium menanti wajah tampan saya muncul di depan mimbar. Pun dengan pemirsa televisi yang hendak menyaksikan siaran langsung penayangan perdana putra daerah yang membawa nama Cianjur ke dalam skala internasional. So.. anggaplah saya sebagai jajaka yang lulus seleksi pemilihan Mojang Jajaka di tahun ini.
Saya, mengenakan batik khas Cianjur yang bergambar ayam jago warna hijau, mengenakan celana bahan yang agak longgar dan sepatu modis yang sudah disemir mama saya semalam.
Riuh audiens tiba-tiba senyap seusai menjawab salam dari saya, mereka tertegun memperhatikan sosok mungil seperti saya yang harus agak sedikit jinjit di depan mimbar. Di mimbar ini saya ditugaskan untuk menjelaskan sedikit mengenai maos mamaos dan maenpo yang merupakan pilar dari cianjur itu sendiri. Kota kelahiran saya.
Setelah saya memberikan penghormatan kepada tamu penting, yang mana yang hadir saat itu adalah Presiden RI, Perdana Menteri Malaysia, dan jajaran tamu penting lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Apabila filosofi tersebut diresapi, pada hakekatnya merupakan symbol rasa keber-agama-an, kebudayaan dan kerja keras. Dengan keber-agama-an sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya keimanan dan ketaqwaan masyarakat melalui pembangunan akhlak yang mulia. Dengan kebudayaan, masyarakat cianjur ingin mempertahankan keberadaannya sebagai masyarakat yang berbudaya, memiliki adab, tatakrama dan sopan santun dalam tata pergaulan hidup. Dengan kerja keras sebagai implementasi dari filosofi maenpo, masyarakat Cianjur selalu menunjukan semangat keberdayaan yang tinggi dalam meningkatkan mutu kehidupan. Liliwatan, tidak semata-mata permainan beladiri dalam pencak silat, tetapi juga ditafsirkan sebagai sikap untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang maksiat. Sedangkan peupeuhan atau pukulan ditafsirkan sebagai kekuatan di dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.
Jadi kesimpulanya saya copas aja dari Wikipedia, abisnya sama sih sama yang di otak saya.. #ngeles
Setelah sedikit penuturan saya di atas dengan gaya bicara yang sedikit belepotan, saya ucapkan salam dan turun mimbar. Serentak hentakan kembang api dan semburan confetti pun menggelegar. Dan efek lampu yang menambah suasana meriah mimbar saya waktu itu.
MC memanggil nama saya berulang kali untuk masuk podium, riuh gaduh audiens memancar di seluruh auditorium menanti wajah tampan saya muncul di depan mimbar. Pun dengan pemirsa televisi yang hendak menyaksikan siaran langsung penayangan perdana putra daerah yang membawa nama Cianjur ke dalam skala internasional. So.. anggaplah saya sebagai jajaka yang lulus seleksi pemilihan Mojang Jajaka di tahun ini.
Saya, mengenakan batik khas Cianjur yang bergambar ayam jago warna hijau, mengenakan celana bahan yang agak longgar dan sepatu modis yang sudah disemir mama saya semalam.
Riuh audiens tiba-tiba senyap seusai menjawab salam dari saya, mereka tertegun memperhatikan sosok mungil seperti saya yang harus agak sedikit jinjit di depan mimbar. Di mimbar ini saya ditugaskan untuk menjelaskan sedikit mengenai maos mamaos dan maenpo yang merupakan pilar dari cianjur itu sendiri. Kota kelahiran saya.
Setelah saya memberikan penghormatan kepada tamu penting, yang mana yang hadir saat itu adalah Presiden RI, Perdana Menteri Malaysia, dan jajaran tamu penting lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
NGAOS, MAMAOS, MAENPO
BUDAYA NGAOS/NGAJI
Ngaos, yang dalam bahasa sunda berarti mengaji. Cianjur dijuluki sebagai kota santri, tak heran jika cianjur memiliki slogan cianjur sebagai kota berakhlakul karimah. Nah, jika Anda berkunjung ke Cianjur, anda masih bisa melihat berbagai kegiatan agama yang dilakukan oleh warga Cianjur.HARMONISASI BUNYI TEMBANG MAMAOS
Saya ingin sekali belajar mamaos cianjur, sebagai seorang penikmat seni. Saya mengakui bahwa mamaos merupakan seni yang unik. Alunan musik yang khas dan "hariring" yang membuat bulu kuduk saya merinding. Lantunan kecapi yang dipadukan dengan harmonisasi suara seruling dan suara sinden yang merdunya minta ampun. Membuat saya betah mendengarnya berlama-lama. Dan lirik mamaos biasanya menggambarkan puji-pujian tentang kebesaranNya. Mamaos juga dikenal sebagai tembang sunda cianjuran.BELA DIRI MAENPO
Maenpo Cianjur, sudah banyak dikenal di daerah lain di Indonesia. Maenpo merupakan seni bela diri mirip dengan pencak silat. Yang terkenal adalah Maenpo Cikalongan dimana dalam maenpo diajarkan dua jurus yang terkenal yaitu Liwatan dan Peupeuhan. Khasnya adalah diajarkan tentang kepekaan rasa atau sensitivitas ketika bersentuhan satu sama lain.Apabila filosofi tersebut diresapi, pada hakekatnya merupakan symbol rasa keber-agama-an, kebudayaan dan kerja keras. Dengan keber-agama-an sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya keimanan dan ketaqwaan masyarakat melalui pembangunan akhlak yang mulia. Dengan kebudayaan, masyarakat cianjur ingin mempertahankan keberadaannya sebagai masyarakat yang berbudaya, memiliki adab, tatakrama dan sopan santun dalam tata pergaulan hidup. Dengan kerja keras sebagai implementasi dari filosofi maenpo, masyarakat Cianjur selalu menunjukan semangat keberdayaan yang tinggi dalam meningkatkan mutu kehidupan. Liliwatan, tidak semata-mata permainan beladiri dalam pencak silat, tetapi juga ditafsirkan sebagai sikap untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang maksiat. Sedangkan peupeuhan atau pukulan ditafsirkan sebagai kekuatan di dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.
Jadi kesimpulanya saya copas aja dari Wikipedia, abisnya sama sih sama yang di otak saya.. #ngeles
Setelah sedikit penuturan saya di atas dengan gaya bicara yang sedikit belepotan, saya ucapkan salam dan turun mimbar. Serentak hentakan kembang api dan semburan confetti pun menggelegar. Dan efek lampu yang menambah suasana meriah mimbar saya waktu itu.
Komentar
Posting Komentar